Pelayaran Sebuah Mimpi
Mimpi
banyak
orang menganggapnya fana,kembang tidur,Fatamorgana. Mimpi saja sudah dianggap
hal sepele macam itu apalagi negeri dongeng!? Tapi seorang remaja bernama Kugy
Nugroho tidak menyerah pada pandangan itu Ia terus bermimpi untuk menjadi
seorang juru dongeng tersohor,Kugy tau keluarganya,Temannya bahkan pacarnya
menganggap dirinya ‘aneh’ sampai
semangatnya pernah meredup tapi semenjak Kugy bertemu Keenan pandangannya
berubah hanya karena sebait kata Keenan yang meyakinkannya kalau ini adalah
Jiwanya, arus ke masa depannya
Film ini diadaptasi
dari Novel dengan judul yang sama yaitu,Perahu Kertas karya Dee Lestari.Hanung
Brahmantyo sebagai sutradara Film ini
tidak memotong scene manapun dari Novel karena tidak ingin ada bagian penting
yang hilang dari cerita perahu kertas ini.
Maudy Ayunda berperan
sebagai tokoh utama yaitu Kugy Nugroho seorang mahasiswa sastra baru di
universitas swasta di Bandung,Kugy mengambil jurusan sastra lantaran ingin
mengejar mimpinya,mimpi ter anehnya.Seorang Juru Dongeng.
Keenan adalah mahasiswa
Fakultas Ekonomi yang baru kuliah seperti Kugy,Keenan terpaksa membunuh cita
citanya sebagai pelukis demi menyenangkan hati ayahnya.Suatu hari Kugy
memberikannya sebuah peti mimpinya yang berisi kumpulan dongengnya tanpa di
sangka di dalam peti itu juga terdapat harta Keenan,Semangat melukisnya yang
dulu hilang.
Kugy dan Keenan lama kelamaan menjadi
bersahabat, Keduanya merasa cocok semenjak Kugy menyadari hanya Keenan orang
yang mau membaca dongengnya dan Keenan bersedia membuatkan ilustrasi untuk
tokoh tokoh dongengnya .Keenan juga merasa hal yang sama, Ia menemukan sesuatu
yang telah lama hilang dari dirinya
hanya karena pertemuaanya dengan Kugy.
Berlabuhnya sebuah cinta
Seperti layaknya
perahu,Cinta hanya mengikuti arus air yang membawanya mengikuti belaian angin
yang mendorongnya..Cinta tidak tau kemana ia bersandar nantinya.Kugy dan Keenan
mulai menyadari tumbuh rasa yang aneh pada mereka berdua,Tapi sebuah dermaga
belum tentu pelabuhan terakhir..Kita tidak tau apa angin akan membawa perahu
itu pergi lagi.Suatu malam Keenan melihat Kugy dan Pacarnya (Ojos) sedang
dinner di sebuah restaurant,Saat itu ia berfikir ia telah salah berlabuh,Jatuh
cinta.Sama halnya dengan Keenan, Kugy merasakan perasaanya salah ketika Keenan
mulai dekat dengan Wanda, seorang wanita Bule yang kebetulan berfrofesi sebagai
Kuraktor.Kugy yang awalnya sudah bekerja siang malam untuk membuat kado ulang
tahun untuk Keenan malah mengurungkan niatnya lantaran cemburu
Cintanya pada keenan ternyata membuat Kugy
kehilangan banyak hal,Ojos pacarnya jadi memutuskan hubungannya lantaran Kugy
sering menjauh,Sahabat Kugy mengira Kugy sudah tidak mau bercerita lagi padanya
sehingga perlahan lahan mereka memulai perang dingin.Kehidupan Keenan sama
hancurnya dengan Kugy,Ia memutuskan berhenti kuliah dan memilih mengabdi
seluruhnya pada jiwa seninya,namun ketika ia kehilangan cahaya lukisannya ia
tidak bisa berbuat apa apa.Keenan akhirnya memutuskan untuk kembali ke
Bali,tempat mentor Keenan melukis.
Ketika Ombak mulai
tenang..Ketika angin berhenti betiup,Tidak perlu kompas,tidak perlu peta..Ikuti
saja arah bintang venus maka kau akan pulang.Takdir membawa Keenan dan Kugy
kembali ke masa dimana mereka masih bersama walaupun sekarang Kugy sudah
memiliki Remi,kekasihnya dan Keenan sudah memilih Luhde sebagai tambatan
hatinya.Tapi hati tidak memilih,Ia dipilih…Kugy dan Keenan tidak bisa
membohongi perasaanya,ada satu arus kuat yang sama sama menghanyutkan mereka
dan membawa mereka ke satu tempat,Kebersamaan.
Kesimpulan dari film ini: jadilah orang yang
pintar, serba-bisa, singkatnya: multi talenta, agar kita bisa terdampar di
mana-mana. muridnya beda dua tahun dengan gurunya.
Sekali lagi, ini sebuah kisah remaja yang cerdas.
Memang, tak mungkin seorang Dewi Lestari membuat naskah novel dan script
film asal-asalan. Apa bedanya dengan sinetron remaja yang nggak jelas (ya,
tidak semuanya J) yang hanya menjual kisah cinta dan cinta saja. Ada cinta, ada
cita-cita, ada juga saling memaafkan, inilah pesan moral yang disampaikan film
ini pada penonton, khususnya remaja.